PLIK NANGGULAN 2 - SHOWROOM PETANI & UMKM KULON PROGO

PLIK NANGGULAN 2 MELAYANI:INTERNET-SALES-SERVICE-TRAINING-CONTENT DEVELOPMENT-SHOWROOM PETANI DAN UMKM UNTUK JASA PELAYANAN HUBUNGI PLIK NANGGULAN 2 DESA BANYUROTO KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO DIY 55671-BERSAMA KITA MEMBANGUN EKONOMI RAKYAT

Friday 27 November 2015

Mengenal Gerakan Membangun Pedesaan di Korea Selatan-Saemaul Undong


Korea Selatan merupakan salah satu negara maju saat ini, namun jika menilik ke belakang negara ini tidak jauh berbeda (bahkan lebih buruk) dari Indonesia, karena sumber daya alam mereka telah dieksploitasi habis oleh penjajahan Jepang. Kemerdekaan negara Korea Selatan hanya selisih dua hari lebih cepat dari kemerdekaan Indonesia yakni 15 Agustus 1945. Namun tengoklah sekarang, mereka sudah jauh meninggalkan kita dari segi pembangunan dan perekonomian. Sangat menarik untuk mengetahui apa yang membuat Korea Selatan menjelma menjadi negara maju?  salah satunya adalah program saemaul undong.
Sejarah
Setelah perang korea (1950-1953) Korea Selatan merupakan negara yang miskin dengan produk domestik bruto (PDB) kedua terendah di dunia dan hanya sedikit lebih baik dari India. Luas wilayah Korea Selatan adalah 9,9 juta Ha dengan wilayah secara umum berbukit dengan tanah yang miskin unsur hara.  Beberapa ahli menyebutkan bahwa ciri kemiskinan korea selatan bisa dilihat dari atap rumah penduduk yang masih berupa jerami (rumbia) dan dinding umah yang terbuat dari tanah. Masayarakat hanya bekerja pada musim semi, panas dan gugur dan mempersipakan bekal makanan untuk musim dingin. Selama musim dingin penduduk korea Selatan saat itu hanya mengisi waktu dengan minum-minuman keras dan berjudi sehingga ketika musim berganti maka mereka kembali tidak memiliki apa-apa. Hal ini terus berulang sehingga mereka sulit untuk keluar dari kemiskinan.
Seiring berjalannya waktu sejarah mencatat pada tanggal 16 Mei 1961 Jenderal Park Chung Hee melakukan kup (pengambil alihan) terhadap pemerintah yang sah dan kemudian menjadikannya sebagai seorang Presiden yang berkuasa. Presiden Park Chung Hee dikenal sebagai seorang presiden yang tegas dan berkesan otoriter. Melihat kondisi masyarakat yang berada dalam kemiskinan maka Presiden Park Chung Hee menyusun sebuah cara yang efektif untuk meningkatkan taraf hidup penduduk Korea selatan. Maka pada tanggal 22 April 1970 diperkenalkan lah suatu gerakan yang disebut saemaul undong (새마을 운동).
Definisi
Saemaul Undong (새마을 운동) secara harfiah berasal dari kata (se) yang berarti baru 마을 (maeul) yang berarti desa/komunitas dan 운동 (undong) yang berarti gerakan. Saemaul undong merupakan suatu gerakan perubahan dan reformasi pedesaan untuk menuju kehidupan yang lebih baik.
Arti penting dari saemaul undong adalah
  1. Saemaul undong merupakan gerakan bagi pembangunan nasional untuk keluar dari jerat kemiskinan
  2. Saemaul undong merupakan gerakan reformasi spiritual yang berkontribusi terhadap modernisasi masyarakat Korea
  3. Saemaul undong merupakan gerakan bagi pengembangan masyarakat lokal dimulai dan berpusat di sekitar masyarakat pedesaan
  4. Saemaul undong merupakan gerakan untuk persatuan rakyat memberikan kontribusi untuk mengatasi perpecahan dan konflik di antara kelas-kelas sosial yang telah dibawa sejak berdirinya negara
  5. Saemaul undong merupakan gerakan bagi masyarakat untuk mewarisi dan mewariskan tradisi masyarakat.
Implementasi Program Saemaul Undong
Program saemaul undong direncanakan dan dilaksanakan oleh penduduk desa sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang tersedia. Bentuk program saemaul undong tersebut antar lain ; perbaikan atap rumah, pelebaran jalan, pembangunan jembatan, pelebaran jalan pertanian, pembangunan balai pertemuan desa, pembangunan instalasi air bersih, perbaikan saluran air (drainase) dan peningkatan pendapatan penduduk melalui penanaman tanaman yang cepat memberikan keuntungan.
Implementasi Program Saemaul Undong
Jiwa (spirit) dari saemaul undong adalah
  1. 근면(geun myeun) yang berarti ketekunan, sebagaimana kita ketahui masyarakat Korea selatan merupakan masyarakat yang tekun dan gigih. Hal ini wajar terjadi megingat kondisi sumber daya alam yang terbatas memaksa mereka, karena kalau malas dan gampang putus asa maka berarti tak dapat bertahan hidup. Spirit ini menjadi roh program saemaul undong, karena dengan jiwa ini mereka harus mampu mengatasi segala masalah yang mereka hadapi untuk dapat keluar dari kemiskinan.
  2. 자조 (jajo) yang berarti swadaya. Spirit ini yang patut diacungi jempol karena dalam melaksanakan program saemaul undong masyarakat Korea selatan dengan suka rela menyumbangkan harta benda dan tenaga mereka demi suksesnya program saemaul Undong. Dan satu lagi yang perlu dicatat bahwa penduduk Korea Selatan memiliki sifat tidak mau tersaingi dan seakan “cemburu” tentunya dengan konotasi positif, contohnya ketika desa lain mampu melaksanakan pembangunan jalan dan jembatan secara sukarela sebagai bagian dari program saemaul Undong kenapa desa kita tidak mampu melaksanakan hal serupa.
  3. 협동(hyom dong) yang berarti kerjasama. Spirit ini menjadi dasar penduduk untuk bahu membahu dan bekerja sama untuk menuntaskan program Saemaul Undong karena mereka sadar keberhasilan yang nanti akan diperoleh untuk kepentingan meraka untuk hidup yang lebih baik.
Pemerintah Korean selatan pada bulan Agustus 1970 memperoleh bantuan dari bank Dunia untuk membiayai program Saemaul undong, yang kemudian oleh Presiden Park Chung Hee digunakan untuk membeli 11,17 juta sak semen yang kemudian dibagikan secara merata kepada 33.267 desa, sehingga setiap desa memperoleh 335 sak. Pada tahap awal saemaul undong lebih diarahkan kepada pembangunan infrastruktur berupa perbaikan jalan dan jembatan serta penggantian atap rumah penduduk yang semula terbuat dari jerami dengan genting atau seng. Pada tahun tahun berikutnya program saemaul semakin beragam tergantung pada kebutuhan penduduk desa.
Penentu Keberhasilan Program Saemaul Undong
Masyarakat beserta kepala saemaul dan kepala desa menyusun sendiri program yang dibutuhkan oleh penduduk. Dengan menggunakan dana yang diperoleh dari pemerintah, apabila dana tersebut tidak mencukupi maka penduduk dengan sukarela menyumbangkan harta yang mereka miliki (meskipun dengan cara menyicil) untuk keberlangsungan program saemaul. Begitu juga dalam pelaksanaan program saemaul  masyarakat bekerja sama untuk keberhasilan program tersebut seperti membagi waktu bekerja setiap minggunya menyesuaikan dengan kemampuan dan waktu yang tersedia.
Program perbaikan atap rumah sebagai bagian dari program Saemaul Undong
Keberadaan pemimpin saemaul (saemaul leader) sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program saemaul undong. Pemimpin saemaul merupakan orang yang ditunjuk dan diberikan pendidikan dan latihan oleh pemerintah Korea Selatan untuk memastikan keberhasilan saemaul undong. Pemimpin saemaul merupakan sukarelawan (tidak digaji) yang bekerja sama dengan kepala desa agar program saemaul undong terlaksana dengan baik, dalam pelaksanaannya bertugas membujuk penduduk desa agar berpartisipasi dalam program tersebut. contohnya untuk mengorbankan tanahnya untuk dipakai menjadi jalan desa sebagai akibat pelebaran jalan desa.
Kegiatan Pelebaran Jalan Desa sebaga bagian dari program Saemaul Undong
Presiden Park Chung Hee merupakan salah satu penentu keberhasilan program saemaul undong karena dia pemimpin yang sangat teguh pendirian dan tegas (bahkan terkesan otoriter). Beliau mewajibkan kepala saemaul membuat laporan  perkembangan program saemaul undong yang langsung diterima di meja presiden. Beliau tidak segan untuk memberikan teguran apabila program tidak berjalan sebagaimana mestinya namun disisi lain juga memberikan penghargaan kepada Desa yang berhasil melaksanakan program saemaul undong dengan menambah bantuan dana untuk kegiatan saemaul undong tahun berikutnya.
Presiden Park Chung Hee Ketika Meninjau Program Saemaul Undong
Setelah dilaksanakannya program Saemaul Undong perekonomian Korea Selatan meningkat dari tahun ke tahun meskipun ketika kepemimpinan Presiden Park Chung Hee berakhir ketika Presiden Park Chung Hee terbunuh di tahun 1979. Jiwa dan semangat saemaul undong telah menyebar ke seluruh lini pembangunan tidak hanya pembangunan fisik namun juga pembangunan mental dan spiritual yang menjadi energi yang tak pernah surut untuk tetap berkarya demi kemajuan bangsa..
Pertanyaan yang muncul sekarang “Mungkinkah program Saemaul Undong diterapkan di Indonesia?”
BudiBudiman
Master candidate, Park Chung Hee School of Policy and Saemaul (PSPS)
Yeungnam University, South Korea